Adakah seseorang di luar sana? Mungkin tidak. Sebuah model matematika yang dikembangkan Prof. Andrew Watson menunjukan jika kemungkinan untuk bisa mendapatkan kehidupan yang baru di planet mirip Bumi lainnya ternyata cukup rendah. Terutama, dengan mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan oleh kehidupan untuk membentuk kondisi saat manusia bisa berevolusi, dan juga dengan memperhitungkan sisa waktu hidup Bumi.
Struktur kompleks dan makhluk cerdas di Bumi adalah yang terakhir berevolusi di Bumi, dan diyakini, prosesnya dikendalikan oleh sejumlah kecil tahap evolusi yang sangat kompleks. Dalam penelitiannya, Prof. Watson menelaah ide lanjutan dengan menganalisis kemungkinan setiap tahap kritis yang terjadi dan berelasi dengan waktu yang digunakan oleh kehidupan di Bumi. Hasilnya, dia mendapatkan model matematika lebih lanjut yang terkait dengan evolusi kehidupan cerdas.
Menurut Prof. Watson, batas evolusi agar Bumi dan planet-planet serupa Bumi bisa menopang kehidupan akan berakhir saat Matahari semakin terang. Dalam perjalanan hidupnya, model Matahari menunjukan kalau Matahari akan mengalami peningkatan kecerlangan, yang ternyata memiliki korelasi dengan model temperatur. Berdasarkan model temperatur, akibat peningkatan kecerlangan Matahari, masa depan Bumi tidak akan lama lagi dan hanya berkisar satu milyar tahun lagi. Waktu yang pendek jika dibandingkan dengan 4 milyar tahun yang dilewati sejak kehidupan pertama kali muncul di Bumi.
Biosfer Bumi saat ini sedang berada di masa tuanya, dan kondisi ini memiliki korelasi penting dalam pemahaman kita terhadap kehidupan kompleks dan kehidupan cerdas pada planet manapun.
Sebagian ilmuwan percaya, umur alam semesta yang ekstrem serta sejumlah besar bintang di dalamnya justru memberi gambaran jika Bumi itu istimewa. Karena itu, kehidupan extraterrestrial tentu merupakan kejadian umum. Di sisi lain, Watson justru percaya kalau usia alam semesta bekerja penuh keganjilan.
Sampai saat ini hanya Bumilah satu-satunya contoh planet yang memiliki kehidupan. Jika kita belajar tentang planet yang mampu mendukung kehidupan pada satu periode tertentu, dan kita telah berevolusi jauh di awal periode itu, maka walau hanya ada satu contoh, bisa diduga evolusi dari kehidupan sederhana menjadi kehidupan kompleks dan kehidupan cerdas sangat mungkin terjadi dengan pola yang mirip. Sebaliknya, saat ini kita percaya bahwa kita berevolusi di saat lanjut dari periode yang memungkinkan adanya kehidupan (habitable period), dan ini memberi pendapat bahwa evolusi kita terjadi tidak sebagaimana mestinya. Fakta dan waktu kejadiannya pun konsisten dengan kejadian yang sangat jarang terjadi.
Sepertinya Watson menggunakan Paradoks Fermi dalam mempertimbangkan ide-idenya. Paradoks Fermi merupakan argumentasi yang mempertanyakan jika kemungkinan adanya kehidupan lain itu besar, kenapa buktinya masih sangat kurang. Selain itu, tidak ada kontak dengan kolonisasi lain jika memang kemungkinannya sangat besar.
Sejumlah tahap evolusi diajukan oleh Prof. Watson dalam hal munculnya kehidupan cerdas, yakni manusia. Dia menyatakan bahwa ada 4 tahap untuk mencapai kondisi kehidupan cerdas itu, antara lain: munculnya bakteri sel tunggal, disusul sel kompleks, kemudian sel kompleks inilah yang membentuk kehidupan kompleks, dan terakhir adalah kehidupan cerdas dengan kemampuan berbahasa yang baik.
Beberapa tahap yang tidak biasa justru memisahkan kehidupan kompleks dari bentuk kehidupan sederhana, sehingga semakin jelas perbedaan di antara keduanya. Kehidupan cerdas justru berada satu langkah di depan. Model yang diajukan Watson dalam jurnal Astrobiology mengajukan kemungkinan suatu batas atas probabilitas setiap tahap evolusi kehidupan yang bisa terjadi, yaitu 10 % atau kurang. Dengan demikian, kesempatan kehidupan cerdas untuk muncul sangatlah rendah, kurang dari 0,01 % sepanjang 4 milyar tahun.
Setiap tahap dalam perkembangan kehidupan tidak saling bergantung, tapi perkembangan lanjutan hanya akan terjadi jika yang sebelumnya sudah selesai. Kehidupan itu sendiri cenderung sama dengan yang ada sepanjang sejarah Bumi dan juga konsisten dengan beberapa transisi besar yang berhasil diidentifikasi dalam evolusi kehidupan di Bumi.
Sumber : University of East Anglia Press Release
Jumat, 08 Mei 2009
Adakah Seseorang di Luar Sana?
Label: Astronomi
Diposkan oleh Denithul di Jumat, Mei 08, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar