Download Mp3, Trik dan Aneka Artikel

Minggu, 10 Januari 2010

Waspadai Serangan Tidur Mendadak

HATI-HATI jika Anda terserang narkolepsi atau serangan tidur. Penyakit narkolepsi bisa menyerang di mana saja. Selain itu, narkolepsi juga bisa menyerang kapan saja bisa pagi, siang, atau malam.

Jika tidak diobati, penyakit tersebut bisa menurunkan kualitas hidup seseorang. Trisnawatin Hidayah, 26, karyawati sebuah perusahaan swasta, mengeluhkan bahwa dirinya hampir sepanjang waktu merasa mengantuk. Bahkan, dirinya terkadang tidak bisa menahan kantuk dan akhirnya tidur di tempat yang bukan semestinya.


”Susah sekali menahan rasa kantuk saat gejala ini menyerang, sampai-sampai saya sering tertidur di mana saja. Tetapi jika saya tidur sekitar 15 menit saja, kantuk itu sudah hilang,” papar wanita yang mengaku terserang penyakit narkolepsi sejak dua tahun lalu.

Narkolepsi adalah serangan tidur, di mana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Diketahui juga bahwa satu dari 2.000 orang menderita narkolepsi. Ahli kejiwaan dari Psychosomatic Clinic Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera, Serpong dr Andri SpKJ, mengatakan bahwa narkolepsi merupakan suatu kondisi gangguan kesehatan jiwa, yang ditandai dengan tidur tiba-tiba akibat serangan rasa kantuk.

”Serangan kantuk yang ditandai dengan tidur tiba-tiba ini umumnya berlangsung sekitar 10–20 menit, dan biasanya terjadi jam makan, saat berjalan, bicara, atau melakukan aktivitas seks,” jelas dokter, yang juga berpraktik di RS Puri Indah Jakarta ini.

Andri menjelaskan, narkolepsi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan saat bekerja atau berkendara, dan bahkan datangnya narkolepsi tidak ada tanda-tandanya seperti menguap.

”Kondisi ini sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas saat mengendarai kendaraan dan kecelakaan industri saat bekerja,” ujar psikiater yang juga tergabung dalam Departemen Kesehatan Jiwa, Universitas Kristen Krida Wacana.

Andri menuturkan, diagnosis narkolepsi dapat dilakukan bila kondisi mengantuk tiba-tiba tersebut telah berlangsung setiap hari selama lebih dari tiga bulan. Narkolepsi sering juga diikuti oleh katapleksi, yaitu suatu keadaan tiba-tiba terjadi kelemahan tonus otot yang sifatnya berada di kedua bagian tubuh individu dan merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak.

Adapun gejala katapleksi lainnya adalah lutut yang tiba-tiba lemas atau kepala pusing; atau gejala halusinasi hipnogogik, yaitu suatu halusinasi secara penglihatan maupun pendengaran saat akan tidur. Sementara itu, halusinasi hipnopompik yaitu suatu halusinasi, baik secara penglihatan maupun pendengaran, saat akan bangun tidur.

Andri menambahkan, narkolepsi memiliki gejala yang bisa dikenali, seperti serangan mengantuk yang tiba-tiba yang tidak dapat dilawan individu, sehingga terjadi kondisi tidur yang tiba-tiba.

”Gejala yang sering disebutkan pasien adalah kesulitan untuk menahan kantuk yang tiba-tiba datang,” katanya. ”Narkolepsi pada beberapa kasus dilaporkan juga bersifat familier, sehingga dalam satu keluarga sedarah ada beberapa orang yang dapat mengalami keadaan ini,” ungkap dokter lulusan Universitas Indonesia ini seraya mengatakan bahwa penyebab penyakit ini sampai sekarang pun belum diketahui.

Andri menuturkan, segala jenis usia dapat mengalami kondisi ini. Namun, kebanyakan orang berusia di bawah usia 30 tahun, meski bisa menyerang juga remaja. Dalam hal pengobatan, Andri mengatakan pengobatan lebih kepada gejala yang timbul.

’’Saat ini memang belum ada pengobatan yang bisa langsung menghilangkan penyakit tersebut,’’ paparnya.

Saat ini, pengobatan yang bisa dilakukan para penderita narkolepsi adalah dengan tidur siang secara teratur dengan jadwal tetap, penggunaan obat stimulan dapat diberikan dengan pengawasan dokter.

Adapun, jelas Andri, untuk katapleksi yang sering terjadi pada penderita narkolepsi dapat dikurangi dengan pemberian antidepresan golongan trisiklik atau SSRI (Serotoni Selective Reuptake Inhibitor).

.::Artikel Menarik Lainnya::.

0 komentar:

Posting Komentar