DESKRIPSI Plato tentang Atlantis telah melahirkan berbagai prediksi terkait lokasi kota yang hilang ini. Para arkeolog menyelam di bawah permukaan Laut Mediterania hingga Segitiga Bermuda demi membuktikan bahwa teori Plato bukanlah mitos, tetapi realitas.
Laut Mediterania adalah kawasan perairan yang terhubung langsung dengan Samudra Atlantik. Sejumlah peradaban kuno memulai kisahnya di kawasan perairan ini. Pada masa prasejarah, Laut Mediterania menjadi salah satu jalur perdagangan utama. Di atas permukaan lautnya, kapal-kapal pasukan perang kuno melaju kokoh ke pulau seberang, siap menaklukkan daerah sasarannya. Laut Mediterania dikelilingi sejumlah pulau yang turut menyumbangkan cerita pada periode prasejarah dan sejarah Eropa awal. Empat puluh tahun terakhir, pulau-pulau yang mengelilingi Laut Mediterania kembali membawa cerita.
Bukan lagi mengenai sangkut-pautnya dengan kehidupan awal prasejarah, tetapi legenda kota hilang kebanggaan Plato, Atlantis. Puluhan tahun lampau, para arkeolog menelusuri kawasan Pulau Sardinia, Kreta, Santorini, Sisilia, Siprus, dan Malta untuk memburu keberadaan Atlantis. Tidak hanya itu, mereka juga menyeberang ke Turki, Laut Hitam, dan Selat Gibraltar (yang berbatasan dengan Laut Mediterania di sebelah timurnya). Hingga kini, berbagai prediksi seputar lokasi Atlantis terus bermunculan. Sejumlah kawasan yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan Samudra Atlantik terus dijelajahi. Pada 1997, para ilmuwan asal Rusia sempat mengklaim bahwa pihaknya telah menemukan Atlantis, tepat 100 mil dari ujung terluar Rusia.
Pada 2000, Atlantis kembali diperbincangkan, bertepatan dengan penemuan reruntuhan yang diperkirakan pernah menyatu dengannya. Puing-puing ini ditemukan 300 meter di bawah permukaan pantai utara Turki, masih dalam kawasan Laut Hitam. Tiga tahun sesudah penemuan puing di Laut Hitam, sejumlah ilmuwan melakukan ekspedisi kelautan di bawah Selat Gibraltar. Bertindak sebagai ketua tim ekspedisi, Profesor Jaqcues Collina-Girard turut mengajak dua ilmuwan yang pernah memburu puing kapal Titanic. Mengapa Gibraltar? Pemilihan Collina-Girard atas lokasi ekspedisi ini didasarkan pada kombinasi teori geologi dan literatur yang hasilnya merujuk pada Selat Gibraltar.
"Lokasi ini tampak sesuai dengan deskripsi Plato. Ia menyebutkan bahwa Atlantis adalah jalan penghubung terbaik menuju pulau terdekat: dari Atlantis pulalah kamu dapat dengan mudahnya melintas ke benua seberang," ujar anggota tim ekspedisi Paul-Henri Nargeolet kepada BBC. Misteri Atlantis telah membius para arkeolog dunia. Mereka bahkan memburu Atlantis hingga Segitiga Bermuda.
Perairan misterius yang memiliki nama tidak resmi "Segitiga Setan" ini sempat menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan ilmuwan karena diyakini menyimpan puing Atlantis di dasar lautnya. Baru-baru ini, para arkeolog––yang tidak bersedia disebutkan namanya––menyelam di bawah Laut Karibia dan menemukan struktur bangunan yang diklaim sebagai bagian dari Atlantis.
Selain Karibia, kawasan Asia Tenggara yang berdekatan dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia juga diperkirakan menyimpan reruntuhan Atlantis. Dua negara Asia Tenggara yang saling bertetangga, Indonesia dan Malaysia, termasuk dalam daftar negara yang diprediksi menyimpan sisa peninggalan Atlantis.
Laut Mediterania adalah kawasan perairan yang terhubung langsung dengan Samudra Atlantik. Sejumlah peradaban kuno memulai kisahnya di kawasan perairan ini. Pada masa prasejarah, Laut Mediterania menjadi salah satu jalur perdagangan utama. Di atas permukaan lautnya, kapal-kapal pasukan perang kuno melaju kokoh ke pulau seberang, siap menaklukkan daerah sasarannya. Laut Mediterania dikelilingi sejumlah pulau yang turut menyumbangkan cerita pada periode prasejarah dan sejarah Eropa awal. Empat puluh tahun terakhir, pulau-pulau yang mengelilingi Laut Mediterania kembali membawa cerita.
Bukan lagi mengenai sangkut-pautnya dengan kehidupan awal prasejarah, tetapi legenda kota hilang kebanggaan Plato, Atlantis. Puluhan tahun lampau, para arkeolog menelusuri kawasan Pulau Sardinia, Kreta, Santorini, Sisilia, Siprus, dan Malta untuk memburu keberadaan Atlantis. Tidak hanya itu, mereka juga menyeberang ke Turki, Laut Hitam, dan Selat Gibraltar (yang berbatasan dengan Laut Mediterania di sebelah timurnya). Hingga kini, berbagai prediksi seputar lokasi Atlantis terus bermunculan. Sejumlah kawasan yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan Samudra Atlantik terus dijelajahi. Pada 1997, para ilmuwan asal Rusia sempat mengklaim bahwa pihaknya telah menemukan Atlantis, tepat 100 mil dari ujung terluar Rusia.
Pada 2000, Atlantis kembali diperbincangkan, bertepatan dengan penemuan reruntuhan yang diperkirakan pernah menyatu dengannya. Puing-puing ini ditemukan 300 meter di bawah permukaan pantai utara Turki, masih dalam kawasan Laut Hitam. Tiga tahun sesudah penemuan puing di Laut Hitam, sejumlah ilmuwan melakukan ekspedisi kelautan di bawah Selat Gibraltar. Bertindak sebagai ketua tim ekspedisi, Profesor Jaqcues Collina-Girard turut mengajak dua ilmuwan yang pernah memburu puing kapal Titanic. Mengapa Gibraltar? Pemilihan Collina-Girard atas lokasi ekspedisi ini didasarkan pada kombinasi teori geologi dan literatur yang hasilnya merujuk pada Selat Gibraltar.
"Lokasi ini tampak sesuai dengan deskripsi Plato. Ia menyebutkan bahwa Atlantis adalah jalan penghubung terbaik menuju pulau terdekat: dari Atlantis pulalah kamu dapat dengan mudahnya melintas ke benua seberang," ujar anggota tim ekspedisi Paul-Henri Nargeolet kepada BBC. Misteri Atlantis telah membius para arkeolog dunia. Mereka bahkan memburu Atlantis hingga Segitiga Bermuda.
Perairan misterius yang memiliki nama tidak resmi "Segitiga Setan" ini sempat menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan ilmuwan karena diyakini menyimpan puing Atlantis di dasar lautnya. Baru-baru ini, para arkeolog––yang tidak bersedia disebutkan namanya––menyelam di bawah Laut Karibia dan menemukan struktur bangunan yang diklaim sebagai bagian dari Atlantis.
Selain Karibia, kawasan Asia Tenggara yang berdekatan dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia juga diperkirakan menyimpan reruntuhan Atlantis. Dua negara Asia Tenggara yang saling bertetangga, Indonesia dan Malaysia, termasuk dalam daftar negara yang diprediksi menyimpan sisa peninggalan Atlantis.
0 komentar:
Posting Komentar